Memang
ayah tak mengandungku, tapi darahnya mengalir di darahku, namanya melekat di
namaku.
Memang
ayah tak melahirkanku, tapi suaranyalah yang pertama menghantarkanku pada
tauhid saat aku dilahirkan ibu ke dunia ini.
Memang
ayah tak menyusuiku, tapi keringatnyalah yang menjadi tetesan disetiap air susu
yang aku minum.
Ayah
memang tak menjagaiku setiap saat, tapi namakulah yang selalu ada dalam
do’anya.
Tangisan
ayah mungkin memang tak pernah kudengar, karena ayah tak ingin terlihat lemah
agar aku tak ragu untuk berlindug di lengan dan di dada ayah saat aku merasa
tak aman.
Pelukan
ayah mungkin tak sehangat pelukan ibu, karena ayah takut tak sanggup
melepaskanku suatu saat nanti.
Ayah
hanya ingin aku berdikari, ketika ayah dan ibu telah tiada maka aku sanggup
menghadapi semuanya sendiri.
Jauh
di dalam hati ayah, ayah hanya ingin membanggakanku di mata rosulullah, menjadi
penolong di padang mahsyar serta menjadi hijab dari api neraka.
Sesungguhnya
kasih sayang ayah kepadaku sama halnya dengan rasa kasih sayang ibu.
Oleh
sebab itu, “Jagalah selalu kecintaan dari
ayahmu dan jangan engkau memutuskannya, karena yang demikian lalu Allah akan memadamkan
cahaya dari padamu”. (Bukhari)
Pada diri ayahmu juga terdapat syurga bagimu. Maka,
hormatilah, sayangilah ayahmu. Dan do’akanlah ayahmu yang sudah tiada.
Sesungguhnya ayahmu tak pernah putus mengharap do’a anak yang sholeh dan
sholihah.
0 komentar:
Posting Komentar