Bunga-bunga musim semi mulai bermekaran. Aku melihat beberapa kuncup bunga yang tumbuh malu-malu disela dedaunan. Aku merasa sedikit lega karena langkah kecilku menuju taman rahasia ini tidak sia-sia. Sempat sih terpikir untuk kembali, tapi sepertinya rasa penasaran yang menyelimuti hatiku lebih besar dari itu. Dan yaah, bisikan-bisikan dari peri-peri kecil disepanjang jalan memantapkan niatku untuk terus melangkah.
Aku lihat langit berwarna jingga. Menjadi
latar dari sekumpulan awan putih yang berkejaran membingkai langit.
Benarkah yang aku lihat? Seindah itu? Atau ini hanya ilusi dalam
kerinduan yang menusuk hati? Memutuskan untuk terus melangkah bukan
perkara mudah untukku. Tapi apabila aku berhenti bagaimana aku bisa
menemukan kebahagiaanku sendiri?
Mungkin akan terasa lebih mudah untuk
menitip pesan pada malaikat untuk sedikit saja membaca buku takdirku.
Agar aku tau bagaimana akhir perjalananku ini. Yah, aku tahu Tuhan pasti
akan langsung menghukumku setelahnya. Segera kuurungkan niatku.
Melanggar perintah Tuhan sudah pasti bukan hal yang baik bukan?
Bintang Senja mulai terlihat.
Seketika
itu juga tiba-tiba aku merasa sendiri. Bagaimana aku menikmati
kebahagiaan seorang diri? Bagaimana aku bisa menyaksikan metamorfosis
cinta yang bertumbuh dalam kubah dihatiku yang ternyata tak akan pernah
terisi penuh tanpa dirinya? Aku melihat siluet tubuhku yang kini jauh
lebih tinggi dari ukuran tubuhku sendiri. Aku benar-benar sendirian
rupanya.
Seperti Venus merindukan Mars. Seperti
musim kemarau yang merindukan hujan turun. Aku dikejutkan kembali dengan
sisi-sisi ruang hampa dalam diriku. Kenikmatan semu dalam ambiguitas
yang dingin dan menyesatkan. Lalu aku tersadar. Ada yang kutinggalkan.
Persepsi kebahagiaan dalam silogisme ruang rindu. Ahaaaa.... terdengar seperti pujangga yang sedang merangkai kata |mringis|
Kebahagiaan itu ternyata adalah saat
menyaksikan senja tiba bersamanya, saat aku menyanyi dan dia
mendengarnya, saat perasaan rindu yang menusuk dan dia datang untukku,
saat aku jatuh dan dia membantuku untuk berdiri, saat aku menangis dan
dia mengusap air mata.ku, saat hujan dan aku menikmatinya bersamanya,
saat dia mengajariku untuk menjadi lebih baik tanpa memarahiku, saat
dia dengan sabar saat aku ego, dan saat-saat lain yang
menggambarkan kesempurnaan karena dia bersamaku.
Well, bahagia ternyata memang sesederhana itu.
Aku ingin bertemu. Tunggu aku di Taman Rahasia ini, Bintang
Senja. Akan aku perlihatkan bintang yang lebih terang kepadamu. Yang
sinarnya tak akan pernah kau lupakan, karena aku membiarkannya tumbuh….
dihatiku. #icikiwiiirrr
Friday, 09:30
0 komentar:
Posting Komentar