Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Hello...!!!

21 Maret 2015

Oleh sebab itu, Bersabarlah!!

Bersabarlah dalam penantian, sebagaimana sabarnya Nabi Ibrahim tatkala meminta pada Allah keturunan, lalu Allah anugerahkan padanya Nabi Ismail.

Bersabarlah dalam usaha, sebagaimana sabarnya Bunda Hajar dan Nabi Ismail tatkala ditinggal suaminya tanpa bekal, lalu Allah karuniakan padanya air zamzam.

Bersabarlah dalam ujian, sebagaimana sabarnya Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim tatkala allah meminta nyawanya, lalu Allah selamatkan mereka, dan Allah berkahi keturunan mereka.

Bersabarlah dalam dakwah, sebagaimana sabarnya Nabi Muhammad tatkala harus difitnah, diancam, diusir, dicaci, dilempari batu, disakiti. Namun allah memuliakan namanya di langit dan di bumi. Subhanallah.

Bersabarlah dalam kelapangan, sebagaimana sabarnya Nabi sulaiman yang allah uji dengan kekayaan yang tak pernah diberi kebpada siapapun jua, dan dia tak pernah merasa memiliki selain berucap- Ini hanya karunia dari Tuhanku!.

Bersabarlah dalam kesakitan, sebagaimana sabarnya Nabi ayyub as yang Allah uji dengan badan dan jiwa, harta dan keluarga, lalu allah tinggikan derajatnya di surga.

Bersabarlah dengan cara apapun dengan caramu sendiri, karena malaikat di surga nanti akan mengucapkan "Salam keselamatan pada kalian, tersebab kesabaran kalian".

"Yaitu surga "Adn yang mereka masuk dalamnya bersama-sama dengan orang-orang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Q.S 13:23-24)


Malang, 09.31 AM

17 November 2014

NANO-NANO BERPRAMUKA




“Tepuk Pramuka !! (prok. . . prok. . . prok 2x Prajamuda Karana). Suara itu terus menggema dari lapangan sekolah Dira. Sekumpulan murid berkumpul disana mengikuti sebuah kegiatan sekolah yang disebut “pramuka”. Dira hanya menatap dari kejauhan teman-temannya yang sedang asyik pramuka. Tapi berbeda dengan Dira. Dira tak menunjukkan wajah senang ketika melihat mereka. Entah apa yang dipikirkannya sehingga dia memasang wajah datar ketika melihat teman-temannya pramuka.

“Dir. . . kok bengong gitu lihat anak-anak pramuka?” Tanya Syifa tiba-tiba muncul dan duduk disamping Dira.

“Nggak apa-apa. . . Cuma mikir aja, apa enaknya ikutan pramuka. . .Cuma nyanyi, tepuk-tepuk enggak jelas gitu”. Jawab Dira datar.

“Kamu enggak tau sih. Seru tau Pramuka, makanya ikutan biar tau ngapain aja pramuka itu”. Jawab Syifa.

“Enggak ah, enggak tertarik, nggak ada yang menarik sama sekali”. Kata Dira tetap datar.

“Duh Dira, jangan manja deh, minggu depan harus ikut biar tau rasanya ikutan pramuka. Aku aja kepengen loh ikut pramuka”. Syifa tetap ngotot mengajak Dira untuk ikut pramuka.

“Kalau mau ikut, ikut aja sana, aku sih nggak”. Dira tetap datar dan mengacuhkan Syifa.

“Pokoknya minggu depan kamu harus ikutan pramuka, coba dulu deh. . . nggak kalah seru kok sama ekskul kesenian kamu. . . nggak ada spekulasi ya. . . aku tunggu jum’at depan!”. Kata Syifa sambil pergi. Syifa tersenyum-senyum melihat Dira cemberut.

            Dira masih memikirkan ajakan sahabatnya itu. Dia agak malas untuk mengikuti kata-kata Syifa. Kenapa banyak yang memilih untuk ikut Pramuka daripada kegiatan yang lain yang ada di sekolahnya, pikir Dira.

            Satu minggu kemudian tiba pada hari Jum’at. Dengan malas Dira berangkat sekolah. Karena hari ini adalah hari kegiatan Pramuka dilakukan.

“Hei yang semangat dong!! Lemes amat!”. Kata Syifa tiba-tiba muncul dari belakang Dira.

“Nggak mood tau!!” kata Dira acuh.

“Cuma Pramuka doing! Hari ini ada wadegame loh! Seru pasti!!“. Kata Syifa semangat.

“Wadegame? Apaan tuh?” Dira penasaran

“Makanya ikutan biar tau! Penasaran kan!!”

“Palingan game-game biasa!”

“Liat deh ntar. Kamu pasti seneng ikutan!!”

            Pramuka pun dimulai. Didalam Pramuka itu ada beberapa Pembina. Kakak-kakak Pembina itulah yang membimbing dalam kegiatan Pramuka tersebut. Dikegiatan Pramuka itu dibentuk menjadi beberapa regu. Syifa dan Dira menjadi satu regu.

“Gimana. . .kalian udah siap?” Tanya Joice, Pembina Pramuka yang mendampingi regu Syifa.

“Siap!!!” jawab mereka serentak

“Kalian harus mehatiin baik-baik ya apa perintah di wadegame ini! Ini melatih kreativitas dan daya pikir kalian! Gimana caranya regu kalian bisa memecahkan teka teki dan game-game di sini bareng-bareng, tidak perorangan. Kalian harus kompak!” tambah Kak Joice

“Siap kak! Jawab regu itu semangat

“Oke...!. tunggu perintah dari kakak Pembina di sana, baru setelah itu kita mulai” Joice mengakhiri kata-katanya.

            Wadegame itu dilakukan di luar sekolah. Pembina telah menyiapkan rute dan pos-pos yang harus di lewati para peserta wadegame. Di pos-pos selanjutnya,

“Gimana? Seru kan!! Kapan lagi kayak gini kalo nggak di Pramuka” kata Syifa ke Dira senang.

“Seru juga. . . kayak gini aja tiap hari biar nggak bosen sekolah terus!!” kata Dira senang. Dia mulai tertarik karena awalnya Dira tidak semangat untuk ikut Pramuka.

“Nggak salah kan aku ngotot ngjakin kamu Pramuka!!” kata Syifa lagi.

“Nggak salah kok, seru juga!” jawab Dira lagi.

            Sampailah mereka pada pos pertama. Pos pertama terletak di pinggir sebuah sungai. Sungai itu terletak di dekat kebun milik warga sekitar. Game pertama pun dimulai. Para Pembina memberikan sebuah game kepada seitap regu. Regu yang mampu menyelesaikan game itu bisa langsung melanjutkan menuju pos selanjutnya.

“Disini kakak-kakak akan memberikan sebuah kertas! Ketua regu silahkan ambil masing-masing satu kertas!”, Pembina yang lain memberi arahan.

            Ketua regu maju untuk mengambil kertas yang diberikan Pembina.

“Nah, kakak akan memberikan waktu 20 menit untuk mengerjakan apa yang diperintahkan dalam kertas tersebut! Ingat, jaga kekompakan kalian! Tidak boleh egois  dalam mengerjakan tugas itu!! Tegas Kak Joice

“Siap kak!!!”

Di dalam kertas itu terdapat kata-kata berbahasa Indonesia dan kata-kata itu harus di ucapkan dalam bentuk morse. Morse adalah system representasi huruf, angka, dan tanda bacaa menggunakan sinyal kode. Morse ini disampaikan menggunakan peluit. Jadi masing-masing regu harus bisa menyampaikan kata-kata yang ada di kertas itu dalam bentuk morse.

“Gimana nihm kita harus cepet, siapa yang udah lancer belajar morse?” Tanya Elie,ketua regu 

“Melati” regu Syifa dan Dira.

“Aku hafal, aku udah belajar morse semalam!” kata syifa

“oke, kita kerjain bareng-bareng ya, ini ada 5 kata, pas untuk satu regu, satu orang satu kata!”kata Elie lagi.

“Oke. . !!”

            Mereka kerja keras untuk memecahkan kata-kata itu kedalam bentuk morse. Pada akhirnya regu mereka selesai dalam mengartikan kata-kata tersebut kedalam bentuk morse. Mereka mengartikan kata “Patriot yang sopan dan kesatria”. Tak lain adalah dasa dharma Pramuka yang ke 3.

“Patriot            : .--,/.-/-/.-./../---/-
“Yang              : -.--/.-/-./--.
“Sopan”           : …/---/.--./.-/-.
“Dan”              : -../.-/-.
“Ksatria”         : -.-/…/.-/-/.-./../.-

“Oke kalian boleh maju ! lanjut ke pos berikutnya. . .!!” kata Kakak Pembina memberi arahan.

            Regu Dira akhirnya di perbolehkan melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya.

“Gimana? Nggak nyesel ikutan Pramuka?” Tanya Syifa

“Yah, nggak sih, lumayan lah, gamenya cukup mikir?” kelakar Dira

“Di Pramuka tuh ngajarin disiplin, tanggung jawab, gimana caranya tugas yang dikasih tuh selesai tanpa memecah kekompakan regu!” kata Syifa.

“Iya ya. . .  kirain cuma nyanyiin yel-yel nggak jelas. . .  ha..ha..ha..!” kata Dira sambil tertawa.

            Mereka mengikuti Rute yang telah ditunjukkan dari para Pembina. Tetapi ditengah-tengah perjalanan muncul masalah yang sedikit membuat regi Dira dan Syifa kebingungan.

“Eh kalian! Biar regu Melati nggak cepet sampek kita ilangin aja tanda panah ini, biar mereka bingung nggak cepet nyusul kita!!” kata Diva jahil. Diva adalah peserta dari kelompok regu Mawar. Mereka nggak mau regu Melati cepat sampai ke pos 2.

“Eh emangnya nggak apa-apa kita ilangin? Ntar ketauan Pembina dihukum loh!” kata Rio sedikit ragu.

“Alaah. . .  nggak apa-apa. . . nggak bakal ketauan, Cuma satu ini aja mereka juga nggak bakal ilang kok..!” kata Elang meyakinkan temannya itu.

“Terserah deh, tapi kalo ada apa-apa aku nggak nanggung ya!” kata Rio masih takut.

“Ah penakut kamu!”

            Akhirnya regu Mawar melaksanakan niat buruknya terhadap regu Melati yang tak lain adalah regu Dira dan Syifa. Setelah itu mereka segera pergi tanpa diketahui satu orang pun.

“Waduh. . . temen-temen, kok tanda disini nggak ada ya. . . jangan-jangan, kita nyasar nih!” Elie mulai ragu.

“Harusnya sih ada disini. . .!” kata Syifa.

“Coba deh cari lagi, siapa tau tandanya keselempit didaun-daun pohon itu!” kata Dira mencoba untuk tenang.

            Mereka pun mencari tanda yang telah dihapus oleh regu Mawar. Tapi tak berhasil. Akhirnya mereka membuat rencana lain untuk segera sampai ke pos 2.

“Kita coba lewat jalan belok kanan, semoga aja bisa ketemu tanda selanjutnya!” kata Elie.

“Iya kita nggak boleh kepisah-pisah! Kita harus jaga kekompakan!!” kata Ria menegaskan.

“Apapun yang terjadi, entah menang atau kalah kita harus bareng-bareng, yang penting udah berusaha!” kata Syifa membangkitkan semangat teman-temannya.

            Akhirnya mereka mencoba jalur lain, mereka tetap berusaha untuk menemukan tanda yang telah di berikan oleh Pembina sesuai petunjuk. Ternyata regu Mawar salah. Niat buruk yang telah dilakukannya gagal. Mereka telah membuat regu Melati datang lebih dulu k epos 2. Regu Melati tidak mengira ternyata jalur yang dilewati mereka adalah jalur cepat tap mungkin agak sedikit berat. Dira terjatuh beberapa kali untuk melewati jalan tersebut. Pada akhirnya sampailah mereka di pos 2. Regu Mawar hanya melihat mereka dengan tatapan marah dan sebal.

“Kok mereka sampai duluan?” Elang masih tidak percaya

“Padahal kita udah hapus tandanya!” kata Rio

            Tidak sengaja perkataan itu terdengar oleh Dira.

“Jadi kalian yang ngehapus tanda petunjuknya biar regu Melati gak sampe duluan di pos 2?” Bentak Dira dengan suara keras.

“Eh bukan kok, bukan aku!” kata Rio agak setengah takut

“Ngaku kalian!! Kelakuan kaliah tuh jahat banget! Bisa nyelakain orang lain!” teriak Dira.

            Tidak sengaja para Pembina mendengar teriakan Dira.

“Ada apa nih dek ribut-ribut!!” Tanya Joice, Pembina pendamping regu Melati.

            Dira memberi tahu apa yang terjadi kepada pembinanya. Regu Mawar mendapat hukuman sekaligus peringatan dari para Pembina. Hhukuman yang mendidika dan membuat mereka jera melakukan perbuatan curang seperti tadi. Dan akhirnya regu Melati yang memenangkan wadegame Pramuka kali ini. Mereka berhasil menjaga kekompakan mereka dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Dira dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah dipelajarinya di Pramuka. Pramuka mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga kekompakan dalam sebuah tim, mengajarkan untuk bertanggungjawab atas perbuatan dan perkataan seusai dengan Dasa Dharma Pramuka.
“Jadilah kamu seorang Pramuka yang memiliki jiwa Pramuka   yang kuat, sekuat imanmu terhadap Tuhanmu.”
“Jadilah kamu seorang yang bertanggung jawab, menjaga amanah, adil, dan saling menghormati satu sama lain.”



Created by: akmala.ajah
21 Oktober 2014

Istikharah Cinta



Bersaksi cinta di atas cinta
Dalam alunan tasbihku ini
Menerka hati yang tersembunyi
Berteman di malam sunyi penuh doa

Sebut nama-Mu terukir merdu
Tertulis dalam sajadah cinta
Tetapkan pilihan sebagai teman
Kekal abadi hingga akhir zaman

Istikharah cinta memanggilku
Memohon petunjuk-Mu
Satu nama teman setia
Naluriku berkata

Di penantian luahan rasa
Teguh satu pilihan
Memenuh separuh nafasku
Dalam mahabbah rindu
15 Oktober 2014

ODOJERS


Suatu hari siang saat makan di foodcourt di MOG, Aku ngobrol-ngobrol sama Bu Rossy. Entah ngobrolin apa ngalor ngidul nggak jelas yang diomongin. Eh tiba-tiba ditawarin mau dimasukin group ODOJ karena ada salah satu anggota groupnya yang left. Sering denger sihh ODOJ- One Day One Juz, programnya Ustadz YM itu kan?! Yap betull  Buehehehee…. *nyengir*

Awalnya Aku masih sanksi bisa melakukan hal itu. Satu juzz satu hari? Weddehh… biasanya syukur-syukur setahun bisa khatam satu kali. Itupun ngebut pas bulan puasa (biasanya). Soalnya tiap hari yang dibaca cuma surat-surat fadhilah aja.

 Aku membiasakan diri untuk mengaji minimal 2 kali sehari sehabis sholat subuh dan sehabis sholat maghrib, tapi yya itu, yang dibaca cuma surat-surat fadhilah aja kayak Ar-Rahman, Al-Waqi'ahaasin, Al-Kahfi, As-Sajdah. Apalagi ditengah kesibukan kuliah beginiiihh (ejiyee… padahal jarang lembur jugak sih) –> yang ini cuma nyari-nyari alesan, jangan ditiru!

Walaupun agak sedikit ragu Aku bisa melakukan hal itu, Aku ikut juga. Aku coba membacanya setelah shubuh sampai sebelum kuliah dan magrib sampai Isya. Agak lumayan juga cobaannya ternyata. Diganggu syaitonirrojiim… malesnyaaaaaaall! masyaallah.... minggir kau setaann!!!! AKU NGGAK MAU DIKALAHIN SAMA SYAITONIRROJIM..!!!

Padahal biasanya ngeliatin Instagram dan FB semangat banget. Tapi Aku jadi semangat karena anggota di grup ODOJ satu persatu melapor sudah menyelesaikan tugasnya membaca satu juzz satu hari. Hal itu membakar semangatku, mereka bisa dengan mudahnya mengkhatamkan satu juzz, kenapa saya tidak? Padahal anggota di grup ODOJ setauku juga orang-orang yang punya kesibukan sendiri-sendiri. Ada yang bekerja dan mempunyai anak. Aku kan kerjaannya cuma kuliah, masak satu juz aja gk slesei...??!!

Akhirnya setelah beberapa hari ikut grup ODOJ, mengaji satu juzz satu hari bukan menjadi hal yang
berat untuk Aku. Caranya gampang:
  1. Luruskan niat karena Allah SWT;
  2. Install aplikasi Al-Qur’an di smartphone;
  3. Bacanya bisa dicicil sehabis shalat fardhu / baca kalau lagi menunggu sesuatu (nunggu temen kek, nunggu Dosen masuk kelas kek), pokoknya kalau ada waktu luang sempet-sempetin aja baca. (Selalu jaga wudhu)
Jadilah terkadang siang hari saja sudah bisa mengkhatamkan satu juzz. Pernah juga waktu nungguin temen nggak dateng-dateng akhirnya khatam juga tuh 1 juzz, nggak terasa juga loh. Aku betah baca novel yang tebelnya naudzubillah, betah baca blog-blog temen yang postingannya banyak banget.. Tapi mengapa kewajiban saya membaca AL-Quran terasa berat? Itu dia syaitonnya sodara-sodaraa… Syaiton senang menjauhkan kita dari hal-hal yang menyangkut keimanan kita kepada Allah SWT. Hal itu yang harus kita perangi.


“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Abaqarah 148).


Semoga forum ODOJ ini menjadi lahan kita berkumpul dengan orang-orang sholeh/sholehah. Walaupun banyak yang cuma Aku kenal namanya saja di grup, insyaallah suatu hari nanti Allah akan mengumpulkan kita bersama-sama dan memasukkan kita ke dalam surganya. Aamiin.