“Tepuk Pramuka !! (prok. . . prok. . . prok 2x Prajamuda Karana).
Suara itu terus menggema dari lapangan sekolah Dira. Sekumpulan murid berkumpul
disana mengikuti sebuah kegiatan sekolah yang disebut “pramuka”. Dira hanya
menatap dari kejauhan teman-temannya yang sedang asyik pramuka. Tapi berbeda
dengan Dira. Dira tak menunjukkan wajah senang ketika melihat mereka. Entah apa
yang dipikirkannya sehingga dia memasang wajah datar ketika melihat
teman-temannya pramuka.
“Dir. . . kok bengong gitu lihat anak-anak pramuka?” Tanya Syifa tiba-tiba muncul dan duduk disamping Dira.
“Nggak apa-apa. . . Cuma mikir aja, apa enaknya ikutan pramuka. .
.Cuma nyanyi, tepuk-tepuk enggak jelas gitu”.
Jawab Dira datar.
“Kamu enggak tau sih. Seru tau Pramuka, makanya ikutan biar tau
ngapain aja pramuka itu”. Jawab Syifa.
“Enggak ah, enggak tertarik, nggak ada yang menarik sama sekali”. Kata Dira tetap datar.
“Duh Dira, jangan manja deh, minggu depan harus ikut biar tau
rasanya ikutan pramuka. Aku aja kepengen loh ikut pramuka”. Syifa tetap ngotot mengajak Dira untuk ikut pramuka.
“Kalau mau ikut, ikut aja sana, aku sih nggak”. Dira tetap datar dan mengacuhkan Syifa.
“Pokoknya minggu depan kamu harus ikutan pramuka, coba dulu deh. .
. nggak kalah seru kok sama ekskul kesenian kamu. . . nggak ada spekulasi ya. .
. aku tunggu jum’at depan!”.
Kata Syifa sambil pergi. Syifa tersenyum-senyum melihat Dira cemberut.
Dira masih
memikirkan ajakan sahabatnya itu. Dia agak malas untuk mengikuti kata-kata
Syifa. Kenapa banyak yang memilih untuk ikut Pramuka daripada kegiatan yang
lain yang ada di sekolahnya, pikir Dira.
Satu minggu
kemudian tiba pada hari Jum’at. Dengan malas Dira berangkat sekolah. Karena
hari ini adalah hari kegiatan Pramuka dilakukan.
“Hei yang semangat dong!! Lemes amat!”. Kata Syifa tiba-tiba muncul dari belakang Dira.
“Nggak mood tau!!” kata Dira acuh.
“Cuma Pramuka doing! Hari ini ada wadegame loh! Seru pasti!!“. Kata Syifa semangat.
“Wadegame? Apaan tuh?”
Dira penasaran
“Makanya ikutan biar tau! Penasaran kan!!”
“Palingan game-game biasa!”
“Liat deh ntar. Kamu pasti seneng ikutan!!”
Pramuka pun
dimulai. Didalam Pramuka itu ada beberapa Pembina. Kakak-kakak Pembina itulah
yang membimbing dalam kegiatan Pramuka tersebut. Dikegiatan Pramuka itu
dibentuk menjadi beberapa regu. Syifa dan Dira menjadi satu regu.
“Gimana. . .kalian udah siap?”
Tanya Joice, Pembina Pramuka yang mendampingi regu Syifa.
“Siap!!!” jawab mereka serentak
“Kalian harus mehatiin baik-baik ya apa perintah di wadegame ini!
Ini melatih kreativitas dan daya pikir kalian! Gimana caranya regu kalian bisa
memecahkan teka teki dan game-game di sini bareng-bareng, tidak perorangan.
Kalian harus kompak!” tambah Kak Joice
“Siap kak! Jawab regu itu
semangat
“Oke...!. tunggu
perintah dari kakak Pembina di sana, baru setelah itu kita mulai” Joice
mengakhiri kata-katanya.
Wadegame itu
dilakukan di luar sekolah. Pembina telah menyiapkan rute dan pos-pos yang harus
di lewati para peserta wadegame. Di pos-pos selanjutnya,
“Gimana? Seru kan!! Kapan lagi kayak gini kalo nggak di Pramuka” kata Syifa ke Dira senang.
“Seru juga. . . kayak gini aja tiap hari biar nggak bosen sekolah
terus!!” kata Dira senang. Dia mulai tertarik
karena awalnya Dira tidak semangat untuk ikut Pramuka.
“Nggak salah kan aku ngotot ngjakin kamu Pramuka!!” kata Syifa lagi.
“Nggak salah kok, seru juga!”
jawab Dira lagi.
Sampailah mereka
pada pos pertama. Pos pertama terletak di pinggir sebuah sungai. Sungai itu
terletak di dekat kebun milik warga sekitar. Game pertama pun dimulai. Para
Pembina memberikan sebuah game kepada seitap regu. Regu yang mampu
menyelesaikan game itu bisa langsung melanjutkan menuju pos selanjutnya.
“Disini kakak-kakak akan memberikan sebuah kertas! Ketua regu
silahkan ambil masing-masing satu kertas!”,
Pembina yang lain memberi arahan.
Ketua regu maju
untuk mengambil kertas yang diberikan Pembina.
“Nah, kakak akan memberikan waktu 20 menit untuk mengerjakan apa
yang diperintahkan dalam kertas tersebut! Ingat, jaga kekompakan kalian! Tidak
boleh egois dalam mengerjakan tugas itu!! Tegas Kak Joice
“Siap kak!!!”
Di dalam kertas itu terdapat kata-kata berbahasa Indonesia dan
kata-kata itu harus di ucapkan dalam bentuk morse. Morse adalah system
representasi huruf, angka, dan tanda bacaa menggunakan sinyal kode. Morse ini
disampaikan menggunakan peluit. Jadi masing-masing regu harus bisa menyampaikan
kata-kata yang ada di kertas itu dalam bentuk morse.
“Gimana nihm kita harus cepet, siapa yang udah lancer belajar
morse?” Tanya Elie,ketua regu
“Melati”
regu Syifa dan Dira.
“Aku hafal, aku udah belajar morse semalam!” kata syifa
“oke, kita kerjain bareng-bareng ya, ini ada 5 kata, pas untuk satu
regu, satu orang satu kata!”kata
Elie lagi.
“Oke. . !!”
Mereka kerja keras
untuk memecahkan kata-kata itu kedalam bentuk morse. Pada akhirnya regu mereka
selesai dalam mengartikan kata-kata tersebut kedalam bentuk morse. Mereka
mengartikan kata “Patriot yang sopan dan kesatria”. Tak lain adalah dasa dharma
Pramuka yang ke 3.
“Patriot : .--,/.-/-/.-./../---/-
“Yang : -.--/.-/-./--.
“Sopan” : …/---/.--./.-/-.
“Dan” : -../.-/-.
“Ksatria” : -.-/…/.-/-/.-./../.-
“Oke kalian boleh maju ! lanjut ke pos berikutnya. . .!!” kata Kakak Pembina memberi arahan.
Regu Dira akhirnya
di perbolehkan melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya.
“Gimana? Nggak nyesel ikutan Pramuka?” Tanya Syifa
“Yah, nggak sih, lumayan lah, gamenya cukup mikir?” kelakar Dira
“Di Pramuka tuh ngajarin disiplin, tanggung jawab, gimana caranya
tugas yang dikasih tuh selesai tanpa memecah kekompakan regu!” kata Syifa.
“Iya ya. . . kirain cuma
nyanyiin yel-yel nggak jelas. . .
ha..ha..ha..!” kata Dira
sambil tertawa.
Mereka mengikuti
Rute yang telah ditunjukkan dari para Pembina. Tetapi ditengah-tengah
perjalanan muncul masalah yang sedikit membuat regi Dira dan Syifa kebingungan.
“Eh kalian! Biar regu Melati nggak cepet sampek kita ilangin aja
tanda panah ini, biar mereka bingung nggak cepet nyusul kita!!” kata Diva jahil. Diva adalah peserta dari kelompok regu Mawar.
Mereka nggak mau regu Melati cepat sampai ke pos 2.
“Eh emangnya nggak apa-apa kita ilangin? Ntar ketauan Pembina
dihukum loh!” kata Rio
sedikit ragu.
“Alaah. . . nggak apa-apa. .
. nggak bakal ketauan, Cuma satu ini aja mereka juga nggak bakal ilang kok..!” kata Elang meyakinkan temannya itu.
“Terserah deh, tapi kalo ada apa-apa aku nggak nanggung ya!” kata Rio masih takut.
“Ah penakut kamu!”
Akhirnya regu
Mawar melaksanakan niat buruknya terhadap regu Melati yang tak lain adalah regu
Dira dan Syifa. Setelah itu mereka segera pergi tanpa diketahui satu orang pun.
“Waduh. . . temen-temen, kok tanda disini nggak ada ya. . .
jangan-jangan, kita nyasar nih!”
Elie mulai ragu.
“Harusnya sih ada disini. . .!” kata
Syifa.
“Coba deh cari lagi, siapa tau tandanya keselempit didaun-daun
pohon itu!” kata Dira mencoba untuk tenang.
Mereka pun mencari
tanda yang telah dihapus oleh regu Mawar. Tapi tak berhasil. Akhirnya mereka
membuat rencana lain untuk segera sampai ke pos 2.
“Kita coba lewat jalan belok kanan, semoga aja bisa ketemu tanda
selanjutnya!” kata Elie.
“Iya kita nggak boleh kepisah-pisah! Kita harus jaga kekompakan!!” kata Ria menegaskan.
“Apapun yang terjadi, entah menang atau kalah kita harus
bareng-bareng, yang penting udah berusaha!” kata
Syifa membangkitkan semangat teman-temannya.
Akhirnya mereka
mencoba jalur lain, mereka tetap berusaha untuk menemukan tanda yang telah di
berikan oleh Pembina sesuai petunjuk. Ternyata regu Mawar salah. Niat buruk
yang telah dilakukannya gagal. Mereka telah membuat regu Melati datang lebih
dulu k epos 2. Regu Melati tidak mengira ternyata jalur yang dilewati mereka
adalah jalur cepat tap mungkin agak sedikit berat. Dira terjatuh beberapa kali
untuk melewati jalan tersebut. Pada akhirnya sampailah mereka di pos 2. Regu
Mawar hanya melihat mereka dengan tatapan marah dan sebal.
“Kok mereka sampai duluan?” Elang
masih tidak percaya
“Padahal kita udah hapus tandanya!” kata Rio
Tidak sengaja
perkataan itu terdengar oleh Dira.
“Jadi kalian yang ngehapus tanda petunjuknya biar regu Melati gak
sampe duluan di pos 2?” Bentak Dira
dengan suara keras.
“Eh bukan kok, bukan aku!”
kata Rio agak setengah takut
“Ngaku kalian!! Kelakuan kaliah tuh jahat banget! Bisa nyelakain
orang lain!” teriak Dira.
Tidak sengaja para
Pembina mendengar teriakan Dira.
“Ada apa nih dek ribut-ribut!!”
Tanya Joice, Pembina pendamping regu Melati.
Dira memberi tahu
apa yang terjadi kepada pembinanya. Regu Mawar mendapat hukuman sekaligus
peringatan dari para Pembina. Hhukuman yang mendidika dan membuat mereka jera
melakukan perbuatan curang seperti tadi. Dan akhirnya regu Melati yang
memenangkan wadegame Pramuka kali ini. Mereka berhasil menjaga kekompakan
mereka dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Dira dapat
mengambil pelajaran dari apa yang telah dipelajarinya di Pramuka. Pramuka
mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga kekompakan dalam sebuah tim,
mengajarkan untuk bertanggungjawab atas perbuatan dan perkataan seusai dengan
Dasa Dharma Pramuka.
“Jadilah kamu seorang Pramuka yang memiliki jiwa Pramuka yang kuat, sekuat imanmu terhadap Tuhanmu.”
“Jadilah kamu seorang yang bertanggung jawab, menjaga amanah, adil,
dan saling menghormati satu sama lain.”
Created by: akmala.ajah
0 komentar:
Posting Komentar