Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Hello...!!!

05 Oktober 2013

Manifestasi Langit #1




Bintang, apa kabarmu? Aku merindukan terangmu. 
Maafkan aku karna aku sempat tak memperdulikan seluruh manifestasi langit, termasuk juga kau bintangku. Aku ingin bercerita tentang aku kini dan aku mohon jangan berpura-pura tuli untuk malam ini.

Masih ingat dengan langit bisu yang pernah aku ceritakan dulu?? Yang pernah memberiku implisit sayang dan aku sempat lelah untuk menunggu sayang itu menjadi sesuatu yang riil? Ah mungkin saja aku yang terlalu banyak berharap. Kau bilang “Sayangilah orang yang menyayangimu”. Tapi bintang, kenyataannya berbanding terbalik. Aku belum bisa menyayangi dia yang kini menyayangiku. Aku tau dia sudah lama menuggu. Aku tau dia sudah banyak berkorban untukku #enggak juga sihh__  :D

Aku tak merasa bahagia dengan ini semua, apa kau tau itu? Seringkali aku bercermin di depan kaca dan memutar-mutar ke-dua bola mataku dan batinku selalu bertanya-tanya “kenapa aku selalu ragu untuk memberikan sayangku untuknya?”. Bintang, apa aku sama denganmu sekarang, apa kita sedang berada dalam keadaan yang sama bintang? Pernah kau alami hal seperti ini dengan kejora mu?

Taukah bintang, aku telah lama bermain bersama jiwa yang hening, sunyi, dan senyap. #huhu.... terdengar menyedihkan bukan??. Di sana aku berfikir tentang skenarioku kini. Bintang, apa aku sekarang sedang salah bersikap? Atau aku sedang salah menaruh sayang? Ah... terlalu banyak khayalku yang terbuang sia-sia dan juga realita yang mendidih dan terbakar. Sungguh, aku lelah bintang. Sampai kapan aku meng-elukan namamu di tengah sayang langitku? Haa!! Kepada siapa lagi aku harus memberi kunci ruang yang aku tempati kini?? Bagaimana aku bisa berjalan menuju sinar terangmu, wahai bintangku??

Bukankah kamu juga pernah mengatakan, terkadang ada bahagia yang tak pernah bisa kita representasikan. Tapi, aku sekarang juga tak tau sebenarnya aku sedang berada dikondisi bahagia yang mana. Bahagia semu mungkin. Sebentar ada, sebentar hilang. Bintang, lihat mataku, kini mataku sering berembun. Entahlah, semua terasa begitu kelu. Sudah berusaha untuk meninggalkan surga yang aku ciptakan sendiri. Tapi sia-sia rupanya, aku kembali merangkai surga buatan itu. Hwhwhwhh....

Langit tak pernah mengerti dengan sangkarku, bebasku. Bintang, aku ingin malam ini saja pedulikan aku. Agar aku sedikit merasa bahagia dan tak mngicipi surga bualanku itu. Salahkah jika aku sempat berfikir untuk menghabiskan malam bersamu, bintang? Saat kejoramu dan langitku sedang terlelap, pinjamkan aku bahumu dan perdengarkan aku dengan alunan melodimu. Lalu, setelah aku terlelap, kembalilah kamu pada kejoramu dan kembalikan aku pada langitku. Bintang, jangan tanyakan perbandingan sayangku terhadap langit dan dirimu, aku menyayangimu dengan implementasi yag berbeda dan hanya Tuhan yang tau tentang teka-teki manifestasi langit.

Hanya ada kepekaan untuk merangkai angan-angan. Karena aku manusia yang penuh dengan ilusi dan langit hanya terpaku pada matahari terbit dan tenggelam, langit biru dan kelabu, hujan dan panas. Lalu bagaimana aku menyatukannya?

***
Diaryku 04.10.13 (23.00 WIB)

0 komentar: