Katakana kalau hujan
adalah utusan langit untuk bumi, mengantarkan surat
rindu
yang sudah tak tertahan selama enam bulan dalam 365 hari.
Lantas seusai bertugas, hujan menyapa ramah sang tanah,
mengajaknya bermain gundu atau sekedar berlarian riang menyambut kedatangan pelangi.
Sore ini kau hadir untukku. Menciptakan hawa dingin
untuk hatiku yang sedang panas terbakar api emosi.
Sebenarnya aku tau, Tuhanku tak suka dengan orang
yang suka marah-marah dan dipenuhi dengan emosi.
Tapi aku tak berdaya menahannya.
Amarahku sudah tak terkendali lagi.
Maafkan aku Tuhan. Aku khilaf.
Tak seharusnya aku bersikap seperti itu. Ayah selalu
bilang “bersikaplah lebih dewasa,
bijaksana dan selalu memaafkan kesalahan orang lain”.
Ayah…
Mungkin ayah tau itu sulitt untukku. Ayah juga tau
kan aku ini cuek, mudah emosi dibalik diamku. Kelihatan ceria dibalik sedihku.
Aku yakin ayah mengerti semua tentang aku.
Tapi aku tetap bersyukur, aku masih bisa sabar.
Hujan kali ini benar-benar meredakan emosiku. Ayah tau, karna apa??? karena aku
menyukai hujan jadinya aku terlena dengan indahnya hujan yang turun.
Hehehe….
0 komentar:
Posting Komentar