Malam ini aku melihat bintang. Mengingat
akhir-akhir ini sudah makin sering turun hujan –bahkan hampir setiap hari –
maka kemunculan bintang jadi cukup menyenangkan.
Tapi bukan itu point-nya.
Kulihat bintang-bintang itu begitu indah,
tersusun nyaris sembarangan namun justru membuatnya semakin indah.
Coba andai bintang disusun simetris, kotak-kotak
yang sebelah barat, lalu disusun segitiga di timur dan seterusnya, hampir pasti
aku (dan mungkin engkaupun juga) justru sibuk menerka jumlahnya atau mengira
apa maksud dari susunan itu atau prasangka lainnya. Namun lihatlah itu,
bagaimana Tuhan menyusun bintang-bintang. Dan astaghfirullah…Allahu Akbar..
akupun lalu menyadari maksud ayat-Nya : “Innaa zayyannas samaa’ad dunyaa
biziinatil kawaakib” (QS Ash-Shafaat :6)
“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang
terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang”
Perhatikan kata menghias. Segala yang dihias
tentulah bertujuan menjadikan indah. Maka akupun merasakan indahnya
bintang-bintang itu. Andai ia disusun berdekatan, maka dengan sedikit ilmu
astronomi kita tahu mereka itu akan saling bertabrakan. Lalu lihatlah itu, ada
bintang yang tersusun sederet saja seolah disengaja disusun seperti itu. Itulah
bintang yang memberi petunjuk arah bagi para nelayan yang kutahu menunjuk ke
arah utara (tapi aku tak tahu apa nama gugusan bintang itu). Kini perhatikan
lagi firman-Nya yang lain : “Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang
bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada
orang-orang yang mengetahui” (QS Al An-aam:97)
Kini kutahu, Allah pencipta keindahan. Ia
ciptakan bintang sedemikian rupa hingga kumenyadari betapa Ia Maha Indah. Allah
ciptakan sesuatu yang indah (bintang) agar aku (manusia) menyadari betapa Tuhan
Maha Indah. Ya Allah, terima kasih banyak, terimalah sembah syukurku pada Mu.
Malam ini aku menyadari satu hal penting tentang arti keindahan.
Lalu bagaimana mungkin seorang manusia yang telah
begitu keras mencipta keindahan. Mungkin ia memiliki bungalow hebat megah di
atas bukit bunga atau chetau menjulang di tepi laut. Sama sekali tak bisa
dibandingkan dengan keindahan bintang-bintang yang seolah disusun sembarang
namun sama sekali tidak sembarang. Ciptakanlah bintang atau ubahlah pergantian
malam dan siang, dan bila kau tak mampu melakukannya (dan pasti tidak bakal
mampu) maka sujud dan menangislah kepada-Nya, sang penguasa nan Maha Indah…
Kini perhatikan lagi QS Ash-shafaat tadi. Tuhan
mencipta bintang untuk menghias langit terdekat, “samaa’ad dunya” (langit
dunia). Jika ada terdekat maka ada yang terjauh. Bila ada langit dunia maka ada
langit galaksi.
Sampai disini aku hanya mampu takjub. Lalu bagaimana aku
menggambarkan langit ketujuh yang telah dijelajahi sang Nabi? Maha Besar Allah
yang telah memperjalankan nabi Muhammad SAW ke langit terjauh.
Dan aku tak
tertarik untuk terjebak dalam bilangan angka (langit ketujuh kedelapan atau
keseratus). Yang aku yakini bahwa Allah begitu hebat..begitu
dahsyat..(Al-adzim) dan akupun tak bakal mampu menjangkaunya.
Ya Allah.. kumohon kepadaMu, dengan penuh
kerendahan hati, agar Engkau jadikan diri ini manusia yang selalu takjub
kepadaMu. Hilangkan ego negatifku, terangi hatiku dengan cahaya hidayahMu
seperti Engkau telah menghiasi langitMu dengan bintang-bintang yang begitu
indah. Engkaulah sebaik-baik penjaga, pelindung, nan Maha mendengar dan
mengijabah doa, Engkaulah yang Maha Indah..
Wallahu ‘alam bis sawab,
0 komentar:
Posting Komentar