Kali ini aku melangkahkan kakiku ke arah yang berbeda. Aku ingin bertemu langit biru dan matahariku menampakkan diri dari peraduannya langsung di depan mataku.
Aku ingin melihat awan putih yang cantik.
Gunung hijau yang menjulang tinggi.
Hamparan pasir yang luas.
Angin yang berhembus mesra.
Aku benar-benar ingin mengajak mereka bermain-main denganku. Yeah... melepaskan semua kepenatan setelah beberapa minggu terakhir ini tak mengajaknya berbicara. Bahkan akupun sampai lupa menyapa ungu bunga di atas kolam ikan disamping kamar. Aku juga tak pernah menyapa ikan-ikan itu di kolam saat aku berangkat/ pulang sekolah. Padahal setiap hari aku melewatinya.
Sebenarnya sesibuk apa diriku ini sampai-sampai mataku sedikitpun tak melirik pada bunga dan ikan-ikan kesayanganku.
BROMO-terdengar menarik bukan? Hmmm... right...
Pas kepingin kesana dan kebetulan juga ada yang nawarin untuk bareng-bareng kesana. Seperti orang jawa bilang “Ulat madep ati karep”. Hehehehe.... akupun langsung meng-iyakan tawaran itu dan kita berangkat hari sabtu malam.
Bbrrr... udah kebayang-bayang nih dinginya angin bromo. Hehe
Lanjut...
Pukul 10.30 sabtu malam aku dan teman-teman berangkat ke Bromo. Aku berangkat dan mengemudi Jupiterku sendirian karna baru dapet teman setelah sampai di Pasuruan. Haduwww.... malem-malem nyetir motor sendirian.
Sampai di Pasuruan aku dibonceng Adek dari pacar, pacarnya mba Arum. Paham kan maksudku? Pacarnya mba Arum itu punya teman, nah pacar temannya pacarnya mba Arum tadi tu punya adek, ya itu yang mbonceng aku. Pokoknya itu deh. #ribet. XD
Gak tau juga namanya siapa. Haha... mengong banget. Udah ngobrol lama di jalan tapi gak kenalan. Pokoknya yang aku tau dia baru lulus SMK. Hahahaha...
La...la...la...
Roda Jupiterku terus berputar. Hingga sesekali waktu berhenti di Pom untuk mengisi bensin.
Tujuan pertama a/ ke puncak tempat untuk melihat Sang Mentari menampakkan gaun indah yang kuning kemerah-merahan di ufuk timur. Aku dan teman-teman sampai di puncak pukul 03.30 pagi. Kita pun langsung naik setelah usai memarkir kendaraan.
Penantian yang tak sebentar. Hingga pukul 04.30 diapun tak kunjung menampakkan dirinya. 5 menit kemudian terlihat semburat kuning kemerah-merahan di langit sebelah timur. Ah... itu dia yang ku tunggu-tunggu. Belum sempat dia terlihat jelas. Kabut pun menerbangkan gaun putihnya dan akhirnya pun dia tertutup oleh kabut putih.
Yaahhh... hilang deh. Mentariku tertutup kabut.
Dan itupun berulang-ulang hingga aku sempat kesal dibuatnya (Kabut Cinta). Rupanya kabut itu tak mau kalah exis dengan mentari didepan para pengunjung yang ingin menyambut mentari muncul di ufuk timur. Ah.. kau ini. Membuat kacau. Bukan bermaksud menyalahkanmu, hanya saja kau keluar disaat tak tepat. Karna semua orang di sini menantikan mentarii terbit, bukannya kabut putihmu yang menutupi mentari terbit.
Lanjut...
Karena aku kecewa, yang aku nanti-nanti tak kunjung muncul. Akhirnya akupun turun ke-bawah. Dan menantinya di tempat yang lebih rendah, yang aku fikir bisa mengabadikan sinar indahnya saat dia muncul.
Aku dengan sabar menantimu di sini. Tempat di mana aku berdiri dan hanya menantimu, menyambutmu. Mentariku.
Hingga akhirnya dia benar-benar menampakkan gaun indahnya yang kuning kemerah-merahan.
Dengan cepat aku langsung ambil camera DSLR yang aku pinjam dari Nizar. Baru sempat berfoto sebentar. Lagi-lagi kabut putih ini memamerkan gaun putihnya cantiknya.
Tidaaaakkkkk.... mentariku tertutup lagi olehnya. Benar-benar kau ini tau mau mengalah sedikitpun dengan mentari. Ya sudahlah.
Akupun beranjak turun dan kembali ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan dan move to the core of Bromo. Yeyeyeye.....
Lanjut...
Sepanjang perjalanan menuju kawah bromo, yang ada di benakku hanyalah “betapa indahnya hamparan pasir yang luas dan dikelilingi oleh gunung-gunung nan hijau dan berjajar rapi”.
Wow... wonderfull, it’s really beautifull. Subhanallah. Maha Besar Engkau atas segala yang Engkau ciptakan.
Wowww... benar-benar di depan mata. Terdengar allay mungkin bagi orang yang sudah pernah kesana. Tapi tidak denganku. Aku selalu terkagum-kagum dengan alam ciptaan Tuhanku.
Lihat..!! langit biru menyambutku di sana. Pasir-pasir bertaburan, bertabrakan dengan kawannya yang terbawa oleh hembusan angin. Rupanya mereka tak mau kalah dengan langit biru yang sedari tadi menyambut kedatanganku kemari.
Gunung nan hijau menjulang sangat tinggi, “hei kau... aku tahu kau sedang mengejekku di sana bahkan kau sedang menertawakanku. Karna kau terlihat sangat tinggi dan gagah. Sedangkan aku terlihat sangat pendek dan kecil di sini. Tak sebanding denganmu yang menjulang sangat tinggi di sana”.
“Aku memang kecil, pendek, lemah dan tak berdaya bila dibandingkan dengan ciptaan Tuhanku Yang Maha Agung”.
Subhanallah... bagaimana bisa Tuhanku menciptakan alamnya yang sebagus dan seindah ini hanya dalam 6 hari. Dialah Allah Sang Maha Pencipta.
Angin yang bertiup sepoi-sepoi seakan-akan mengerti akan kerinduanku pada alam. Pasir-pasir yang manja, berebut untuk menjadi pemenang nomor satu yang menempel di jaket hitamku. “Apa kau juga merindukanku?”. Tanyaku padanya. Dan rupanya angin-angin inilah yang mengantarkanmu padaku.
Mengantarkan segala kerinduan dengan alam.
“Aku merindukanmu. Dan akulah penikmat alam Tuhanmu”.
Lanjut….
Tak sadar aku sudah berjalan jauh melewati hamparan pasir yang luas. Di depan terlihat gundukan pasir yang tinggi. Imajiku mengangkasa menuju benua Afrika. Yeahh.. mekkah yang mana di sana terdapat padang arafah (tempat untuk para jema’ah haji bermunajat, taqarrub kepada Allah). Bedanya kalo di sana berbatu, kalo di sini hamparan pasir.
Inget cerita Ibund sewaktu di padang arafah. Ibund memanjatkan segala do’a dengan khusyu’nya. Berdo’a semoga kelak 2 anak perempuannya menjadi anak yang sholihah yang senantiasa berbakti dan mendo’akan ke-2 orang tuanya, senantiasa di mudahkan rezkinya supaya kelak menjadi orang yang sukses yang mengamalkan ilmunya. Amin.
Ibund…. Ini bukan arafah. tapi bromo bund. Mungkin aku terlalu berilusi dan berambisi untuk pergi kesana. Do’akan bund bisa cepet nyusul kesana.
Aku melangkahkan kakiku ke puncak.aku ingin melihat semuanya dari atas. Tangga demi tangga berhasil aku lewati, meski dengan nafas yang terengah-engah. Dan kini aku berada pada ketinggian yang sejajar dengan kau yang mengejekku tadi.
It’s really beautiful.
Yeeeeee… berhasil sampe puncak bromo. Aku lihat sekelilingku. Hahaha... kawah bromo.
Nice holiday. See you later. I’ll came back here next time. Miss you.
Bromo 27.10.2013
0 komentar:
Posting Komentar