Hujan….
Air mataku mengalir seirama dengan tetes
air hujan,
Entahlah… rasanya berat sekali menjalani
keputusan ini
Aku sadar, aku ingin menjadi anak yang
berbakti kepada orang tua. Memang dalam kenyataanya hatiku memberontak dengan
keputusan ini, tapi tidak dengan sikapku
Aku bukan pembangkang perintah orang tua
Pasti akan ku jalani ini semua dengan
tabah dan ikhlas
Seakan tak sangup. Namun, harus kucoba…
Semua keraguan ini tak akan ada
realitanya sebelum aku jalani
Yakinlah, “Aku pasti bisa”
Ayah, ibund… maafkan nanda karena belum
bisa menerima keputusan ayah ibund
Semua terasa begitu berat, tapi nanda
sadar dan nanda yakin bahwa nanda bisa menjalankan amanah ini dengan baik
Ayah selalu bilang “yang namanya anak itu harus taat dan patuh pada orang tua”.
Dari situlah nanda tak bisa membantah
apapun yang ayah ibund perintah dengan kata seucap pun.
Ibund bilang “ibund percaya sama sampean mbak”
Rasanya nanda semakin sadar kalau nanda
tak bisa hidup jauh dari kalian. Tapi itu semua bukan berarti nanda belum
dewasa dan mandiri. Hanya saja tak ingin kasih sayangmu jauh untuk nanda.
Nanda selalu ingat, dulu sewaktu masih
kecil nanda selalu membantah perintah ayah ataupun ibund. Dan tak jarang pula
nanda berbicara kasar. Nanda sadar sekarang nanda sudah besar, dan sudah tak
sepantasnya lagi bersikap seperti itu
Ayah.. ibund… sekali lagi nanda minta
maaf Karena belum bisa membalas baktimu.
Tapi nanda akan selalu berusaha menjadi
yang erbaik buat ayah ibund..
Bund… nanda kangen…
Kangen dengan hangatnya suasana rumah
Di kos sendirian, berangkat kuliah tanpa
mencium tangan ibund..
Dulu sewaktu MTs sebelum berangkat
sekolah selalu salim mencium tangan ibund dan tak lupa untuk meminta uang saku, tapi sekarang tak lagi seperti itu. aku harus memanage keuanganku dan mengatur hidupku secara mandiri
Nanda kangen itu semua..
Ayah ibund segalanya buat nanda
15:37
0 komentar:
Posting Komentar